Minggu, 11 Mei 2014

Makalah Biologi Klasifikasi Tumbuhan Ardiansyah Cinta Bunda



MAKALAH
Tema : Klasifikasi Pada Tumbuhan
Dosen Pengampuh : Cecep Budiman, S.Pt.MP
 







                                                                                                                                      

Di Susun Oleh:
NAMA : ARDIANSYAH
NIM      : 13.01.04.0005.02







FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA)
SUMBAWA BESAR
2014





LEMBAR PENGESAHAN
Makalah yang berjudul “Klasifikasi pada Tumbuhan” Telah Disahkan Pada  Januari 2014.





Dosen Pengampu





Cecep Budiman, S.Pt.MP








KATA PENGANTAR          
Puji syukur kami panjatkan karna atas kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kami rahmat serta hidayah-Nya. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan kami dukungan moral dan material sehingga kami bisa menempuh pendidikan sampai saat ini dan juga kepada dosen pengampu yang telah dengan sabar membimbing kami, sehingga kami dapat menyelsaikan tugas makalah yang berjudul “Klasifikasi Pada Tumbuhan” guna melengkapi tugas mata kuliah “BIOLOGI DASAR” dengan semaksimal mungkin.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada para anggota yang telah menjadi mitra diskusi selama penyusunan tugas makalah ini berlangsung.
Kami pun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mohon masukan serta saran yang membangun kepada para pembaca, agar kami dapat memperbaiki segala kekurangan pada tugas-tugas berikutnya harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                         Sumbawa, Januari 2014


                                                                                                   Ardiansyah



DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................          i
KATA PENGANTAR.....................................................................................         ii
DAFTAR ISI....................................................................................................         iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................         iv
 BAB I PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang..................................................................................         1
1.2   Rumusan Masalah.............................................................................         1
1.3   Tujuan...............................................................................................         2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klasifikasi........................................................................         3
2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi.........................................................         3
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Klasifikasi.............................................         3
2.4 Dasar Klasifikasi Tumbuhan..............................................................         4

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................        15
3.2 Saran..................................................................................................        15

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lumut daun (sphagnum)................................................................         6
Gambar 2. Lumut hati......................................................................................         7
Gambar 3. Lumut tanduk................................................................................         8
Gambar 4. Tumbuhabn biji..............................................................................        12




BAB I
PENDAHULUAN
1.4  Latar Belakang
       Alam semesta terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan, terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi (penggolongan/pengelompokan). Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang bagaimana pengelompokan-pengelompokan tentang tumbuhan mukin yang kita tahu bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan batang yang kuat , pada hal banyak hal yang belum kita ketahui tentang dunia tumbuhan (Plantae). Khususnya sebagai calon guru kita juga harus mengetahui apa itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi tidak hanya di gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam kehidupan sehari - haripun tanpa disadari kita telah melakukan klasifikasi, misal pada saat mencuci alat-alat dapur, setelah mencuci kita menempatkan piring,sendok, garpu, gelas, cangkir sesuai dengan tempat dan ukurannya masing-masing. Jadi untuk lebih jelasnya kami akan jelaskan dalam bab berikutnya.
     
1.5  Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksut dengan Klasifikasi ?
2.      Apakah tujuan dan manfaat klasifikasi ?
3.      Apa sajakah yang mempengaruhi klasifikasi ?
4.      Bagaimanakah dasar klasifikasi tumbuhan ?

1.6  Tujuan Masalah
1.      Untuk mengatahui apa yang di maksut dengan klasifilasi.
2.      Untuk mengatahui apa tujuan dan manfaat dari klasifikasi.
3.      Untuk mengatahui apa saja yang mempengaruhi Klasifikasi.
4.      Untuk mengatahui  bagai mana dasar Klasifikasi tumbuhan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Klasifikasi
Kegiatan mengelompokan mengelompokan makhluk hidup disebut    klasifikasi, dengan kata lain klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan kedalam golongan/takson melalui keseragaman dalam keanekaragaman (gembong 2003).

 2.2  Tujuan dan Manfaat Klasifikasi                                                                
Kalsifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk menunjukan hubungan kekerabatan diantara makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita pelajari. Selain itu klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah kepada individu atau populasi individu (gembong 2003).

2.3 Faktor yang Mempegaruhi Klasifikasi
1. Subjektivitas, yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada objek   studi yang sama.
2. Dasar / kriteria klasifikasi yang digunakan.
3. Perkembangan Iptek.
4. Tingkat pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi.
5. Perbedaan tujuan klasifikasi.


2.4 Dasar Klasifikasi Tumbuhan
Kalsifikasi mahluk hidup di lakukan para ahli yaitu sebadai berikut.

1.      Aristoteles, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia tumbuhan (kingdom Plantae) dan dunia hewan (kingdom Animalia).  
2.      Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan). Perbedaannya dengan Aristoteles adalah Linnaeus dapat mengklasifikasikan makhluk hidup kemudian memberikan mana ilmiah dengan system tatanama Binominal Nomenklatur,dan Carolus Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan dasar klasifikasi, sehingga Carolus Linnaeus disebut sebagai Bapak Taksonomi. Sehingga Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi (pengelompokan/penggolongan) disebut Taksonomi. Sebelum adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara yang mula-mula dilakukan oleh orang-orang untuk melakukan klasifikasi. Misalnya klasifikasi pada tumbuhan berdasarkan hal-hal sebagai berikut.
I.                   Berdasarkan bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman perdu, pohon, semak, dan rerumputan.
II.                Berdasarkan manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan, obat – obatan, sandang dan hias.
III.             Berdasarkan lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman kering (xerofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit).
IV.             Berdasarkan cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman saprofit,parasit,epifit.Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit sehingga sekarang lebih sering orang-orang menggunakan cara klasifikasi makhluk hidup seperti yang telah dibuat oleh Carolus Linnaeus.
Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara organisme yang satu dengan yang lain, para ilmuwan tergerak untuk membuat klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima kingdom , dan ini disetujui oleh sebagian besar biologiwan (gembong 2003).
 Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur) diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan. Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan karena jamur tidak melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya , struktur tubuhnya dan cara reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme , yaitu Monera (bakteri dan cyanophyta), Protista (protozoa, kapang lendir), Fungi, Plantae, dan Animalia. Menurut para ahli, ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah satunya adalah Myxomycetes atau jamur lendir. jamur ini menghabiskan hidupnya sebagai organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan jamur ini adalah bakteri dan protozoa, dan zat-zat organik yang dijumpainya. Karena jamur ini dapat berpindah-pindah mencari makan jamur ini digolongkan ke kingdom tersendiri yaitu kingdom fungi.
1.      Tersusun atas sel-sel eukariotik
2.       Bersifat autotof (membuat makanan sendiri
3.       Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid (akar).
4.      Tubuh dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam lima divisio yaitu sebagai berikut.
1.       Tumbuhan belah / Schizophyta.
2.       Tumbuhan thalus / Thallophyta.
3.       Tumbuhan lumut / Bryophyta.
4.       Tumbuhan paku / Pteridophyta.
5.       Tumbuhan biji / Spermatophyta.

 Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di atas maka klasifikasi kingdom plantae di golongkan menjadi empat divisio yaitu sebagi berikut.
1.      Tumbuhan lumut / Bryophyta.
2.      Alga / Ganggang.
3.       Tumbuhan paku / Pteridophyta
4.       Tumbuhan biji / Spermatophyta.

1.      Tumbuhan lumut / Bryophyta.
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan (Tjitrosoepomo 2003).
Perkembangan vegetatif lumut dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif lumut dilakukan dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).Tumbuhan lumut dapat dapat disebut sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema. Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit (Anonymous 1987).
Berdasarkan bentuk tubuhnya, tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut daun(Musci)  dan lumut hati(Hepaticea).
a.       Lumut Daun (Musci)
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok di tempat-tempat yang lembab atau tempat dengan sedikit air. Lumut daun mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur mengelilingi tangkainya seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum.
 






Gambar 1.sphagnum (Tjitrosoepomo 2003).
b.      Lumut Hati (Hepaticea)
Tubuh lumut hati terdiri atas lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh di tempat-tempat basah atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah Marchantia, Riccia, dan Pellia.
 






Gambar 2.lumut hati (Tjitrosoepomo 2003).

c.       Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros.
 







Gambar 3.anthocerros (Tjitrosoepomo 2003).

2.      Alga / Ganggang
Ganggang memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita , atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan penyusun vitoplankton yang biasanya melayang-laying didalam air, tetapi juga dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik ( sufyan, hd.1996).
Ganggang yang bersifat bentik digolongkan lagi menjadi 4 bagian yaitu sebagai berikut.
 a. Epilitik ( hidup diatas batu).
 b. Epipalik (melekat pada lumpur atau pasir).
 c. Epipitik ( melekat pada tanaman ).
d.  Epizoik ( melekat pada hewan).
 Alga/ganggang di bedakan menjadi empat bagian yaitu sebagai berikut.
A.    Ganggang coklat (paeophiceae)
warna ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara dominan menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga mengandung pigmen lainnya seperti klorofil a, klorofil c, violak xantin, b-karioten, diadinoxcatin, dan fukosantin ( sufyan, hd.1996).
a. Ciri – ciri talus
Ø  Ukuran talus mulai dari mikroskopis sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak, bercabang, filament tidak bercabang, dan filament dasar.
Ø   Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada beberapa yang berbentuk lempengan discoid (cakram) dan ada pula yang seperti benang.
Ø  Mempunyai pirenoid yang terdapat didalam kloroplas.
Ø  Bagian dalam dinding selnya tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.
Ø  Merupakan jaringan transportasi air dan zat makanan yang analog dengan jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat.
b.      Habitat
Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.
c.       Cara hidup
Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.
d.      Peranan ganggang coklat dalam kehidupan
Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.
e.       Reproduksi
Terjadi secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Contoh ganggang coklat;
1. Focus serratus.
2. Makro cystis pyrefera.
3. Sargassum vulgare.
4. Turbinsaris decurrens.

B.     Ganggang merah (Rodophyceae)
 Ganggang merah berwarna merah sampai ungu, tetpai ada juga yang lembayung atau pirang atau kemerah–merahan, chromatofora berbentuk cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan karoteboid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi ( sufyan, hd.1996).
a.   Ciri-Ciri talus
1.      Bentuknya berupa helaian atau berbentuk seperti pohon.
2.      Tidak berflagella.
3.      Selnya terdiri dari komponen yang berlapis – lapis.
4.      Mempunyai pigmen fotosintetik fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas, pirenoid berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi.
b.  Cara hidup
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, ada juga yang heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada ganggang lain.
c.       Habitat
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup ganggang coklat. Hidup diperairan tawar.
d.      Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua ateridium pada ujung – ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet jantang yang berupa spermatium dan betinanya karpogamium terdapat pada ujung cabang lainnya. Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan membentuk satu karkospofrafit. Karkosporafit akan menghasil tentranspora.
Contoh : anggota ganggang merah antara lain: porallina, parmalia, bateracospermum moniniformi, gelidium, gracilaria,eucheuma, dan skinaia furkellata.
e.       Peran ganggang merah pada kehidupan.
f.       Manfaatnya antara lain sebagai bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum , selain itu juga dipakai untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.


C.   Ganggang keemasan (Chrysophayceae)
Kelompok ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe flagella selnya. Dan mengandung klorofil a, klorofil c, karoten dan xactofil ( sufyan, hd.1996).
a.       Ciri talus
1.      Bentuk dapat berupa batang, telapak tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2.       Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada yang memiliki dua flagella jheterodinamik    yaitu sebagai berikut:
Ø   Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut yang disebut mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik.
Ø  Satu flagella lagi tidak mempunyai tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
Ø  Pada kloroplas pada ganggang jenis tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan.
b.      Habitat
Habitatnya di air tawar atau air laut, tempat–tempat yang basah, dan merupakan anggota penyusun plankton.
c.       Cara hidup
Ganggang keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
d.      Reproduksi
Reproduksi aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri.
e.       Peranan ganggang keemasan dalam kehidupan
Berguna sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan hitam.


D.    Ganggang hijau (chlorophyceae)
a.       Ciri-ciri Talus
1.      Ada yang bersatu dan bersel banyak (koloni )
2.      Bentuk tubuh ada yang bulat, filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis.
3.       Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya, ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintan.
4.       Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas gangganh hiaju motil dan pada sel reproduktif yang bergerak terdapat stigma (bintik mata merah).
5.      Pada sel yang dapat bergerak terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berfungsi sebagai alat osmoregulasi.
6.       Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga bentuknya tetap, disebut eukarion.
7.      Pada ganggang hijau yang bergerak terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya adalah stikonematik, pantonematik, dan pantokronematik.
b.      Habitat
Habitat ganggang ini diair tawar, air laut, tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat-tempat kering.
c.       Cara Hidup
Ganggang hiaju hidup secara autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain, mislanya dengan jamur membentuk lumut kerak.
d.      Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat. Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa suatu zigospora .
Contoh:  bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan stigeoslonium.

3.      Tumbuhan paku / Pteridophyta
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks,silem dan floem (fauzi 1998).
Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesi (fauzi 1998).
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid (gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan heterospora
(fauzi 1998).

Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu sebagai berikut.
I.       Psilotophytase
Psilotophyta mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun, pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II.    Lycophyta
Lycophyta contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9 tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet betina dan mikrospora/gamet jantan (fauzi 1998).
III. Sphenophyta
Sphenophyta sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda) (fauzi 1998).
IV. Pterophyta
Pterophyta (paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung) (fauzi 1998).

4.      Tumbuhan biji / Spermatophyta

 


                                               






a.       Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak tertdapat dalam buah., tetapi bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar. Daun buah adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat
lekukannya terdapat bakal biji. Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah
(Anonymous 1989).
b.      Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)
  Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak bijinya tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang berkembang sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga sejati (Anonymous 1989).
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) mempunyai cirri-ciri sebagai berikut.
1.      Akar
Angiospermae mempunyai system perakaran tunggang dan serabut. Jaringan pengangkutnya terdiri atas floem dan xylem.
2.      Batang
Batang tumbuhan biji tertutup berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai pendukung ranting, daun, buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut zat makanan hasil fotosintesis
3.      Daun
4.      Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar kelengkapan bagian bunga (kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak, mahkota dan alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian disebut bunga tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan putik), bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin.
    Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil) yaitu sebagai berikut.
1.      Monokotil adalah tumbuhan yang hanya mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil pada saat berkecambah bijinya tidak membelah karena hanya mempunyai satu keeping biji (holifa 2003).
2.      Dikotil adalah tumbuhan yang mempunyai dua kotiledon (holifa 2003).
Pada saat biji tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai   berikut.
a.       Biji berkeping dua.
b.      Dua daun lembaga terangkat keatas.
c.       Akar tunggang.
d.      Tulang daun menjari.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Keanekaragaman spesies makhluk sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu beragamnya makhluk hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi membantu setiap orang dalam mengenal dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan hubungan kekerabatan antar organisme. Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup tetapi untuk melakukan klasifikasi yang benar harus memenuhi dasar-sdasar klasifikasi yang sudah ada.

3.2  Saran
Bagi para pembaca untuk mengenal makhluk hidup secara benar kita harus melakukanklasifikasi.







DAFTAR PUSTAKA
 Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University.                              
 Anonymous.2003.Pembelajaran tentang tumbuhan.Jakarta.Universitas indonesia
 sufyan, hd. 1996. penelitian ganggan. Malang : balai pustaka

sofi, cholifah. 2003. penelitian tanaman hias. Jakarta : gramedia


6 komentar: