MAKALAH
Tema :
Klasifikasi Pada Tumbuhan
Dosen Pengampuh
: Cecep Budiman, S.Pt.MP
Di Susun Oleh:
NAMA : ARDIANSYAH
NIM :
13.01.04.0005.02
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI ILMU PETERNAKAN
UNIVERSITAS SAMAWA (UNSA)
SUMBAWA BESAR
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah
yang berjudul “Klasifikasi pada Tumbuhan” Telah Disahkan Pada Januari 2014.
Dosen Pengampu
Cecep Budiman, S.Pt.MP
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan karna atas kehadirat Allah SWT.
Yang telah memberikan kami rahmat serta hidayah-Nya. Kepada kedua orang tua
yang telah memberikan kami dukungan moral dan material sehingga kami bisa
menempuh pendidikan sampai saat ini dan juga kepada dosen pengampu yang telah
dengan sabar membimbing kami, sehingga kami dapat menyelsaikan tugas makalah
yang berjudul “Klasifikasi Pada Tumbuhan” guna melengkapi tugas mata
kuliah “BIOLOGI DASAR” dengan semaksimal mungkin.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada para anggota
yang telah menjadi mitra diskusi selama penyusunan tugas makalah ini
berlangsung.
Kami pun menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan
dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mohon masukan serta saran yang
membangun kepada para pembaca, agar kami dapat memperbaiki segala kekurangan
pada tugas-tugas berikutnya harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Sumbawa,
Januari 2014
Ardiansyah
DAFTAR ISI
LEMBAR
PENGESAHAN............................................................................. i
KATA
PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................... iii
DAFTAR
GAMBAR....................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Klasifikasi........................................................................ 3
2.2 Tujuan dan Manfaat Klasifikasi......................................................... 3
2.3 Faktor yang Mempengaruhi
Klasifikasi............................................. 3
2.4 Dasar Klasifikasi Tumbuhan.............................................................. 4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 15
3.2 Saran.................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
GAMBAR
Gambar 1. Lumut daun (sphagnum)................................................................ 6
Gambar 2. Lumut hati...................................................................................... 7
Gambar 3. Lumut tanduk................................................................................ 8
Gambar 4. Tumbuhabn biji.............................................................................. 12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.4 Latar
Belakang
Alam semesta terdiri dari komponen
biotik dan abiotik. Komponen biotik (makhluk hidup) jumlahnya sangat banyak dan
sangat beraneka ragam. Mulai dari laut, dataran rendah, sampai di pegunungan,
terdapat makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan sangat beraneka ragam. Karena
jumlahnya banyak dan beraneka ragam, maka kita akan mengalami kesulitan dalam
mengenali dan mempelajari makhluk hidup. Untuk mempermudah dalam mengenali dan
mempelajari makhluk hidup maka kita perlu cara. Cara untuk mempermudah kita dalam
mengenali dan mempelajari makhluk hidup disebut Sistem Klasifikasi
(penggolongan/pengelompokan). Dalam makalah ini kami akan membahas secara lebih
mengkhusus pada klasifikasi Tumbuhan mengingat kurangnya pengetahuan tentang
bagaimana pengelompokan-pengelompokan tentang tumbuhan mukin yang kita tahu
bahwa semua tumbuhan itu adalah pepohonan yang memiliki daun yang lebat dan
batang yang kuat , pada hal banyak hal yang belum kita ketahui tentang dunia
tumbuhan (Plantae). Khususnya sebagai calon guru kita juga harus mengetahui apa
itu klasifikasi, manfaat klasifikasi, tujuan, karena klasifikasi tidak hanya di
gunakan dalam ilmu pengetahuan alam , dalam kehidupan sehari - haripun tanpa
disadari kita telah melakukan klasifikasi, misal pada saat mencuci alat-alat
dapur, setelah mencuci kita menempatkan piring,sendok, garpu, gelas, cangkir
sesuai dengan tempat dan ukurannya masing-masing. Jadi untuk lebih jelasnya
kami akan jelaskan dalam bab berikutnya.
1.5 Rumusan
Masalah
1. Apa yang di maksut dengan Klasifikasi
?
2. Apakah tujuan dan manfaat
klasifikasi ?
3. Apa sajakah yang mempengaruhi
klasifikasi ?
4. Bagaimanakah dasar klasifikasi
tumbuhan ?
1.6 Tujuan
Masalah
1. Untuk mengatahui apa yang di maksut
dengan klasifilasi.
2. Untuk mengatahui apa tujuan dan
manfaat dari klasifikasi.
3. Untuk mengatahui apa saja yang
mempengaruhi Klasifikasi.
4. Untuk mengatahui bagai mana dasar Klasifikasi tumbuhan.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Klasifikasi
Kegiatan mengelompokan mengelompokan
makhluk hidup disebut klasifikasi,
dengan kata lain klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau
tumbuhan kedalam golongan/takson melalui keseragaman dalam keanekaragaman
(gembong 2003).
2.2
Tujuan dan Manfaat Klasifikasi
Kalsifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang
beranekaragam dengan cara mencari persamaan dan perbedaan ciri serta sifat pada
objek tersebut. Klasifikasi berguna untuk menunjukan hubungan kekerabatan
diantara makhluk hidup. Keuntungan mengklasifikasikan makhluk hidup adalah
mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang akan kita
pelajari. Selain itu klasifikasi juga memudahkan dalam memberi nama ilmiah
kepada individu atau populasi individu (gembong 2003).
2.3 Faktor yang Mempegaruhi Klasifikasi
1. Subjektivitas,
yaitu penafsiran seorang ilmuan dapat sangat berbeda pada objek studi yang sama.
2. Dasar /
kriteria klasifikasi yang digunakan.
3. Perkembangan
Iptek.
4. Tingkat
pengetahuan ilmuan yang melakukan klasifikasi.
5. Perbedaan tujuan klasifikasi.
2.4
Dasar Klasifikasi Tumbuhan
Kalsifikasi mahluk hidup di lakukan
para ahli yaitu sebadai berikut.
1. Aristoteles, mengklasifikasikan
makhluk hidup menjadi 2 yaitu dunia tumbuhan (kingdom Plantae) dan dunia hewan
(kingdom Animalia).
2. Carolus Linnaeus, mengklasifikasikan
makhluk hidup menjadi 2 yaitu Plantae (tumbuhan) dan Animalia (hewan).
Perbedaannya dengan Aristoteles adalah Linnaeus dapat mengklasifikasikan
makhluk hidup kemudian memberikan mana ilmiah dengan system tatanama Binominal
Nomenklatur,dan Carolus Linnaeus adalah orang yang pertama kali meletakkan
dasar klasifikasi, sehingga Carolus Linnaeus disebut sebagai Bapak Taksonomi.
Sehingga Ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi (pengelompokan/penggolongan)
disebut Taksonomi. Sebelum adanya klasifikasi menurut Linnaeus, banyak cara
yang mula-mula dilakukan oleh orang-orang untuk melakukan klasifikasi. Misalnya
klasifikasi pada tumbuhan berdasarkan hal-hal sebagai berikut.
I.
Berdasarkan
bentuk dan ukurannya, tanaman digolongkan menjadi tanaman perdu, pohon, semak,
dan rerumputan.
II.
Berdasarkan
manfaatnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman pangan, obat – obatan, sandang
dan hias.
III.
Berdasarkan
lingkungan tempat hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman kering
(xerofit), tanaman air (hidrofit), dan tanaman lembab (higrofit).
IV.
Berdasarkan
cara hidupnya, tanaman digolongkan menjadi tanaman
saprofit,parasit,epifit.Penggolongan seperti diatas ternyata sangat sulit
sehingga sekarang lebih sering orang-orang menggunakan cara klasifikasi makhluk
hidup seperti yang telah dibuat oleh Carolus Linnaeus.
Dengan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan di tahun 1960an dan ditemukannya mikroskop elektron serta teknik
biokimia untuk mengungkapkan perbedaan secara selular (di tingkat sel) antara
organisme yang satu dengan yang lain, para ilmuwan tergerak untuk membuat
klasifikasi baru. Pada tahun 1969, R.H. Whittaker mengusulkan klasifikasi lima
kingdom , dan ini disetujui oleh sebagian besar biologiwan (gembong 2003).
Whittaker mengusulkan bahwa fungi (jamur)
diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri dan terpisah dari kingdom tumbuhan.
Alasan Whittaker memisahkan fungi dari kingdom tumbuhan karena jamur tidak
melakukan fotosintesis dan menyerap makanan dan organisme lain. Selain itu
fungi berbeda dengan tumbuhan dalam hal komposisi dinding selnya , struktur
tubuhnya dan cara reproduksinya. dengan demikian terdapat 5 kingdom organisme ,
yaitu Monera (bakteri dan cyanophyta), Protista (protozoa, kapang lendir),
Fungi, Plantae, dan Animalia. Menurut para ahli, ada sekitar 70.000 jenis jamur. salah
satunya adalah Myxomycetes atau jamur lendir. jamur ini menghabiskan hidupnya
sebagai organisme mirip amoeba yang disebut plasmodium. Makanan jamur ini
adalah bakteri dan protozoa, dan zat-zat organik yang dijumpainya. Karena jamur
ini dapat berpindah-pindah mencari makan jamur ini digolongkan ke kingdom tersendiri
yaitu kingdom fungi.
1.
Tersusun
atas sel-sel eukariotik
2.
Bersifat autotof (membuat makanan sendiri
3.
Tubuh melekat pada substrat menggunakan rizoid
(akar).
4.
Tubuh
dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun. Pada mulanya beberapa ahli menggolongkan
dunia tumbuhan (kingdom Plantae) kedalam lima divisio yaitu sebagai berikut.
1.
Tumbuhan belah / Schizophyta.
2.
Tumbuhan thalus / Thallophyta.
3.
Tumbuhan lumut / Bryophyta.
4.
Tumbuhan paku / Pteridophyta.
5.
Tumbuhan biji / Spermatophyta.
Dengan melihat ciri - ciri kingdom plantae di
atas maka klasifikasi kingdom plantae di golongkan menjadi empat divisio yaitu
sebagi berikut.
1. Tumbuhan lumut / Bryophyta.
2. Alga / Ganggang.
3. Tumbuhan paku / Pteridophyta
4. Tumbuhan biji / Spermatophyta.
1.
Tumbuhan
lumut / Bryophyta.
Lumut mempunyai bagian-bagian tubuh
yang menyerupai akar, batang, dan daun. Akar tetapi, bagian-bagian itu
sebenarnya bukan akar, batang, dan daun sejati. Bagian yang menyerupai akar
disebut rizoid. Rizoid berupa benang-benang halus. Bagian ini berguna untuk
menganbil air dan mineral. Tumbuhan lumut mempunyai klorofil sehingga berwarna
hijau. Lumut biasanya hidup di tempat lembab yang tidak terkena cahaya secara
langsung. Ada juga lumut yang hidup di tempat kering dan juga di air. Lumut
berkembang biak dengan spora dan mengalami pergiliran keturunan (Tjitrosoepomo
2003).
Perkembangan vegetatif lumut
dilakuakan dengan pembentukan spora. Perkembangan generatif lumut dilakukan
dengan pembentukan sel-sel kelamin (gamet).Tumbuhan lumut dapat dapat disebut
sporofit dan gametofit karena dapat menghasilkan spora dan sel gamet. Apabila
spora jatuh di tempat yang lembab, spora akan tumbuh menjadi benang-benang yang
halus dan berkuncup pada beberapa tempat. Benang-benang itu disebut protonema.
Selanjutnya protonema tumbuh menjadi lumut yang bersifat gametofit (Anonymous 1987).
Berdasarkan bentuk tubuhnya,
tumbuhan lumut debedakan menjadi dua kelas, yaitu lumut daun(Musci) dan lumut hati(Hepaticea).
a.
Lumut
Daun (Musci)
Lumut daun selalu tumbuh berkelompok
di tempat-tempat yang lembab atau tempat dengan sedikit air. Lumut daun
mempunyai batang dan daun. Letak daun tersusun teratur mengelilingi tangkainya
seperti spiral. Contoh lumut daun adalah Sphagnum dan Polytrichum.
Gambar
1.sphagnum (Tjitrosoepomo 2003).
b.
Lumut
Hati (Hepaticea)
Tubuh lumut hati terdiri atas
lembaran yang ujung-ujungnya terbelah. Lumut hati tumbuh di tempat-tempat basah
atau di hutan yang terdapat di pegunungan. Contoh lumut hati adalah Marchantia,
Riccia, dan Pellia.
Gambar 2.lumut
hati (Tjitrosoepomo 2003).
c.
Lumut
Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati
yaitu berupa talus, tetapi sporifitnya berupa kapsul memanjang. Sel lumut
tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau, atau sepanjang
selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros.
Gambar
3.anthocerros (Tjitrosoepomo 2003).
2.
Alga
/ Ganggang
Ganggang memiliki pigmen hijau daun
yang disebut klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Selain itu juga memiliki
pigmen – pigmen tambahan lain yang dominan. Ganggang memiliki ukuran yang
beraneka ragam ada yang mikroskopis, bersel satu, berbentuk benang atau pita ,
atau bersel banyak berbentuk lembaran. Dalam perairan ganggang merupakan
penyusun vitoplankton yang biasanya melayang-laying didalam air, tetapi juga
dapat hidup melekat didasar perairan disebut neustonik (
sufyan, hd.1996).
Ganggang yang bersifat bentik
digolongkan lagi menjadi 4 bagian yaitu sebagai berikut.
a. Epilitik ( hidup diatas batu).
a. Epilitik ( hidup diatas batu).
b. Epipalik (melekat
pada lumpur atau pasir).
c. Epipitik ( melekat
pada tanaman ).
d. Epizoik ( melekat
pada hewan).
Alga/ganggang di bedakan menjadi empat bagian
yaitu sebagai berikut.
A. Ganggang coklat (paeophiceae)
warna
ganggang coklat disebabkan oleh pigmen coklat (pikosantin), yang secara dominan
menyelubungi warna hijau dari klorofil pada jaringan.ganggang coklat juga
mengandung pigmen lainnya seperti klorofil a, klorofil c, violak xantin,
b-karioten, diadinoxcatin, dan fukosantin ( sufyan, hd.1996).
a. Ciri – ciri talus
Ø Ukuran talus mulai dari mikroskopis
sampai dengan maksoskopis, ada yang berbentuk tegak, bercabang, filament tidak
bercabang, dan filament dasar.
Ø Ganggang ini melalui kloroplas tunggal, ada
beberapa yang berbentuk lempengan discoid (cakram) dan ada pula yang seperti
benang.
Ø Mempunyai pirenoid yang terdapat
didalam kloroplas.
Ø Bagian dalam dinding selnya
tersusun dari lapisan selulosa sedangkan bagian luar tersusun dari gumi. Pada
dinding sel dan ruang antar sel terdapat asam alginate atau algin.
Ø Merupakan jaringan transportasi air
dan zat makanan yang analog dengan jaringan tranzportasi pada tumbuhan darat.
b. Habitat
Ganggang
coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.
c. Cara hidup
Bersifat
autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang
dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.
d. Peranan ganggang coklat dalam
kehidupan
Dimanfaatkan
sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang
coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih
gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen
dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.
e. Reproduksi
Terjadi
secara aseksual dengan pembentukan zoospore berflagella dan fragmentasi,
sedangkan reproduksi seksual terjadi secara ogami dan isogami.
Contoh
ganggang coklat;
1. Focus serratus.
1. Focus serratus.
2. Makro
cystis pyrefera.
3. Sargassum vulgare.
4. Turbinsaris decurrens.
3. Sargassum vulgare.
4. Turbinsaris decurrens.
B. Ganggang merah (Rodophyceae)
Ganggang merah berwarna merah sampai ungu,
tetpai ada juga yang lembayung atau pirang atau kemerah–merahan, chromatofora
berbentuk cakram atau lemabaran dan mengandung klorofil a, klorofil b dan
karoteboid. Akan tetapi, warna lain tertutup oleh warna merah fikoiretrin
sebagai pigmen utama yang mengadakan fluoresensi (
sufyan, hd.1996).
a.
Ciri-Ciri talus
1. Bentuknya berupa helaian atau
berbentuk seperti pohon.
2. Tidak berflagella.
3. Selnya terdiri dari komponen yang
berlapis – lapis.
4. Mempunyai pigmen fotosintetik
fikobilin, memiliki pirenoid yang terletak didalam koroplas, pirenoid berfungsi
untuk menyimpan cadangan makanan atau hasil asimilasi.
b. Cara hidup
Ganggang merah umumnya bersifat autotrof, ada juga yang
heterotrof, yaitu yang tidak memiliki kromatofora dan biasanya parasit pada
ganggang lain.
c. Habitat
Umumnya hidup di laut yang dalam dari pada tempat hidup
ganggang coklat. Hidup diperairan tawar.
d. Reproduksi
Bereproduksi secara seksual dengan pembentukan dua
ateridium pada ujung – ujung cabang talus. Arteridium menghasilakn gamet
jantang yang berupa spermatium dan betinanya karpogamium terdapat pada ujung
cabang lainnya. Reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan tetraspora
kemudian menjadi gametania jantan dan gametania betina, akan membentuk satu
karkospofrafit. Karkosporafit akan menghasil tentranspora.
Contoh : anggota ganggang merah antara lain: porallina,
parmalia, bateracospermum moniniformi, gelidium, gracilaria,eucheuma, dan
skinaia furkellata.
e. Peran ganggang merah pada
kehidupan.
f. Manfaatnya antara lain sebagai
bahan makanan dan kosmetik.misalnya eucheuma spinosum , selain itu juga dipakai
untuk mengeraskan atau memadatkan media pertumbuhan bakteri.
C.
Ganggang
keemasan (Chrysophayceae)
Kelompok
ini paling beragam dalam komposisi pigmennya, dinding selnya, dan tipe flagella
selnya. Dan mengandung klorofil a, klorofil c, karoten dan xactofil (
sufyan, hd.1996).
a.
Ciri
talus
1. Bentuk dapat berupa batang, telapak
tangan , dan bentuk – bentuk campuran.
2. Pada ganggang keemasan yang bersel satu ada
yang memiliki dua flagella jheterodinamik
yaitu sebagai berikut:
Ø Satu flagella memiliki tonjolan seperti rambut
yang disebut mastigonema, flagella seperti ini disebut pleuronematik.
Ø Satu flagella lagi tidak mempunyai
tonjolan seperti rambut disebut akronematik, mengarah ke posterior.
Ø Pada kloroplas pada ganggang jenis
tertentu ditemukan pirenoid yang merupakan tempat persediaan makanan.
b. Habitat
Habitatnya
di air tawar atau air laut, tempat–tempat yang basah, dan merupakan anggota
penyusun plankton.
c. Cara hidup
Ganggang
keemasan hidup secara fotoautotrof, artinya dapat mensintesis makanan sendiri
dengan memiliki klorofil untuk berfotosintesis.
d. Reproduksi
Reproduksi
aseksual dengan membentuk auksospora dan pembelahan diri.
e. Peranan ganggang keemasan dalam
kehidupan
Berguna
sebagai bahan penggosok, bahan pembuat isolasi, penyekat dinamit, membuat
saringan, bahan alat penyadap suara, bahan pembuat cat, pernis, dan piringan
hitam.
D.
Ganggang
hijau (chlorophyceae)
a.
Ciri-ciri
Talus
1. Ada yang bersatu dan bersel banyak
(koloni )
2. Bentuk tubuh ada yang bulat,
filament, lembaran, dan ada yang menyerupai tumbuahn tinggi, misalnya bryopsis.
3. Kloroplasnya beraneka bentuk dan ukurannya,
ada yang seperti mangkok, seperti busa, seperti jala, dan seperti bintan.
4. Pada pirenoid yang terdapat pada kloroplas
gangganh hiaju motil dan pada sel reproduktif yang bergerak terdapat stigma
(bintik mata merah).
5. Pada sel yang dapat bergerak
terdepat vakuola kontraktil didalam sitoplasmanya, vakuola ini berfungsi
sebagai alat osmoregulasi.
6. Inti ganggang ini memiliki membrane, sehingga
bentuknya tetap, disebut eukarion.
7. Pada ganggang hijau yang bergerak
terdapat dua flagella yang sama panjang, macamnya adalah stikonematik,
pantonematik, dan pantokronematik.
b.
Habitat
Habitat ganggang ini diair tawar,
air laut, tanah – tanah yang basah , ada pula yang hidup di tempat-tempat
kering.
c. Cara Hidup
Ganggang hiaju hidup secara
autotrof. Namun ada pula yang bersimbiosis dengan organisme lain, mislanya
dengan jamur membentuk lumut kerak.
d. Reproduksi
Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan zoospore, yaitu spora yang dapat bergerak atau berpindah tempat.
Reproduksi aseksualnya berlangsung secara konjugasi.Hasil konjugasi berupa
suatu zigospora .
Contoh: bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan stigeoslonium.
Contoh: bebrapa jenis alga hijau, antara lain : spirogyra.volvox, chalamidomonas, vulva dan stigeoslonium.
3.
Tumbuhan
paku / Pteridophyta
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel
(jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup
di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra.
Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks,silem dan floem (fauzi 1998).
Batang tumbuhan paku tidak tampak
karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang, sangat pendek, ada juga yang
dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku tiang. Daun ketika
masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan ukurandan
susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil. Mikrofil
bentuk kecil atau bersisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, belum
memperlihatkan diferensiasi sel. Makrofil daun besar, bertangkai, bertulang
daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Berdasarkan fungsinya daun
tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil. Tropofil merupakan daun
yang khusus untuk asimilasi atau fotosintesi (fauzi 1998).
Tumbuhan paku bereproduksi secara
aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan gemma (tunas).Gemma adalah
anakan pada tulang daun atau kaki daun yang mengandung spora. Reproduksi
seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan/spermatozoid
(gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina/ovum (gametangium
betina/arkegonium). Seperti pada lumut tumbuhan paku juga mengalami pergiliran
keturunan/metagenesis. Metagenesis tersebut dibedakan antara paku homospora dan
heterospora
(fauzi 1998).
(fauzi 1998).
Tumbuhan
paku dibedakan menjadi empat kelompok yaitu sebagai berikut.
I. Psilotophytase
Psilotophyta
mempunyai dua genera (ex Psilotum sp). Psilotum sp tersebar luas di daerah
tropik dan subtropik, mempunyai ranting dikotom, tidak memiliki akar dan daun,
pengganti akar berupa rizoma diselubungi rambut-rambut yang dikenal rizoid.
II. Lycophyta
Lycophyta
contohnya Lycopodium sp dan Selaginella sp. Lycopodium sp sporanya dalam
sporofit daun khusus untuk reproduksi dan dapat bertahan dalam tanah selama 9
tahun, dapat menghasilkan spora tunggal yang berkembang menjadi gametofit
biseksual (memiliki baik organ jantan dan betina), jenis homospora. Selaginella
sp merupakan tanaman heterospora, menghasilkan dua jenis spora (megaspora/gamet
betina dan mikrospora/gamet jantan (fauzi 1998).
III. Sphenophyta
Sphenophyta
sering disebut paku ekor kuda, bersifat homospora, mempunyai akar; batang; daun
sejati, batangnya keras karena dinding sel mengandung silika. Contohnya
Equisetum debile (paku ekor kuda) (fauzi 1998).
IV. Pterophyta
Pterophyta
(paku sejati) umumnya tumbuh di darat pada daerah tropis dan subtropis. Daunnya
besar, daun muda menggulung. Sporangium terdapat pada sporofil (daun penghasil
spora). Contohnya: Adiantum cuncatum (paku suplir untuk hiasan), Marsilea
crenata (semanggi untuk sayuran), Asplenium nidus (paku sarang burung) (fauzi
1998).
4.
Tumbuhan
biji / Spermatophyta
a.
Tumbuhan
Biji Terbuka (Gymnospermae)
Gymnospermae atau tumbuhan biji
terbuka adalah tumbuhan biji yang bijinya tidak tertdapat dalam buah., tetapi
bijinya terletak di daun buah sehingga bijinya tampak dari luar. Daun buah
adalah daun biasa yang berubah bentuk dan fungsinya, yaitu bentuknya memanjang
dan tepinya berlekuk-lekuk. Di tempat
lekukannya terdapat bakal biji.
Karena bakal bijinya tidak diliputi daun buah
(Anonymous 1989).
b.
Tumbuhan
Biji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah tumbuhan biji yang letak
bijinya tertutup oleh daun buah. Angiospermae sudah memiliki organ yang
berkembang sempurna sehingga dianggap sebagai golongan tumbuhan dengan tingkat
perkembangan evolusi tinggi, dan angiospermae merupakan tumbuhan berbunga
sejati (Anonymous 1989).
Tumbuhan biji tertutup
(Angiospermae) mempunyai cirri-ciri sebagai berikut.
1.
Akar
Angiospermae mempunyai system
perakaran tunggang dan serabut. Jaringan pengangkutnya terdiri atas floem dan
xylem.
2.
Batang
Batang tumbuhan biji tertutup
berbentuk pohon, perdu, dan semak. Batang sebagai pendukung ranting, daun,
buah, dan bunga. Pada batang terdapat jaringan pengangkut berupa xylem dan
floem. Pembuluh xylem berfungsi untuk mengangkut air dan garam mineral dari
akar menuju daun, sedangkan pembuluh floem berfungsi untuk mengangkut zat
makanan hasil fotosintesis
3.
Daun
4.
Bunga
Pada Angiospermae bunga merupakan
alat perkembangbiakan seksual. Bunga berdasar kelengkapan bagian bunga
(kelopak, mahkota, dan kelamin bunga) dibedakan menjadi bunga lengkap dan bunga
tidak lengkap. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki kelopak, mahkota dan
alat kelamin secara lengkap. Kalau tidak ada salah satunya bagian disebut bunga
tidak lengkap. Berdasarkan ada tidaknya alat kelamin (benang sari dan putik),
bunga dibedakan menjadi bunga sempurna dan bunga tidak sempurna. Bunga sempurna
adalah bunga yang mempunyai benang sari dan putik dalam satu bunga, sedangkan
bunga tidak sempurna hanya memiliki salah satu alat kelamin.
Berdasarkan keping bijinya (kotiledon), tumbuhan Angiospermae dibedakan
menjadi dua, yaitu Dicotyledoneae (dikotil), yaitu tumbuhan yang bijinya
mempunyai dua kotiledon dan monocotyledoneae (monokotil) yaitu sebagai berikut.
1. Monokotil adalah tumbuhan yang hanya
mempunyai satu kotiledon. Tumbuhan monokotil pada saat berkecambah bijinya
tidak membelah karena hanya mempunyai satu keeping biji (holifa 2003).
2. Dikotil adalah tumbuhan yang
mempunyai dua kotiledon (holifa 2003).
Pada saat
biji tumbuhan dikotil berkecambah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Biji
berkeping dua.
b.
Dua
daun lembaga terangkat keatas.
c.
Akar
tunggang.
d.
Tulang
daun menjari.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman spesies makhluk
sangat bervariasi untuk mempelajari begitu banyak dan begitu beragamnya makhluk
hidup bukanlah hal yang mudah .Klasifikasi membantu setiap orang dalam mengenal
dan mempelajari organisme melalui dasar / kriteria dan hubungan kekerabatan
antar organisme. Setiap orang dapat melakukan klasifikasi pada makhluk hidup
tetapi untuk melakukan klasifikasi yang benar harus memenuhi dasar-sdasar
klasifikasi yang sudah ada.
3.2 Saran
Bagi para pembaca untuk mengenal
makhluk hidup secara benar kita harus melakukanklasifikasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Tjitrosoepomo, Gembong.
2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University.
Anonymous.2003.Pembelajaran
tentang tumbuhan.Jakarta.Universitas indonesia
sufyan, hd. 1996. penelitian ganggan. Malang :
balai pustaka
sofi,
cholifah. 2003. penelitian tanaman hias. Jakarta : gramedia
thanks yh dh mw berbagi
BalasHapussama mbak..
Hapusterimakasih atas informasinya....
BalasHapussemoga bisa bermanfaat ^_^
Hapusmakalahnya membantu banget. makasih yaa
BalasHapussemoga bisa bermanfaat ^_^
Hapus